Manusia dalam hidupnya tentu menginginkan sebuah kesuksesan. Untuk meraih kesuksesan, orang rela melakukan apa pun. Namun, di antara orang-oang yang merupakan pekerja keras, ada pula orang-orang yang merasa cukup hanya dengan mengandalkan orang lain untuk kepentingannya. Seperti tyang telah kita ketahui, keberhasilan seseorang dapat diukur dari kecerdasan intelektual dan emosional yang ada dalam diri orang tersebut. Namun, ternyata ada faktor baru yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Mengutip dari “Tetap Sehat saat Krisis” dari majalah Percikan Iman, selain IQ dan EQ, ada pula AQ.
Paul G. Stolz, PhD, Presiden dari PEAK Learning, salah satu konsultan bisnis dari Motorola, doctor dibidang komunikasi dan pengembangan organisasi, memperkenalkan Adversity Quotient (AQ) sebagai factor terpenting dalam meraih sukses. Banyak ilmuan meramalkan memang AQ ini akan menjadi lebih penting dibandingkan IQ ataupun EQ untuk menjadu factor penentu keberhasilan seseorang.
1. Quitters (mereka yang berhenti), orang-orang ini mudah berhenti di tengah proses pendakian, gampang putus asa dan menyerah.
2. Campers, pekemah yang tidak mencapai puncak pendakian dan merasa cukup puas dengan apa yang telah dicapainya. Ungkapan mereka, ngapain capek-capaek, segini juga sudah cukup. Mereka menganggap pendakian yang tidak selesai itu sudah merupakan suatu kesuksesan puncak, padahal mungkin belum semua potensinya dipergunakan. Golongan ini sudah selangkah lebih maju daripada kelompok pertama, minimal, sudah merasa dan menjawab tantangan.
3. Climbers (pendaki), golongan yang optimistic, melihat berbagai peluang, melihat titik/noktah kecil harapan di dalam suatu keputusasaan, selalu bergairah untuk maju. Noktah kecil yang dianggap sepele oleh banyak orang, oleh kelompok ini akan dijadikan cahaya pencerah kesuksesan. Stolz menempatkan golongan climbers ini pada puncak piramidahierarki kebutuhan dari Abraham Maslow: Aktualisasi diri.
AQ dapat diartikan sebagai kecerdasan seseorang dalam mengatasi kesulitan dan kemampuan untuk bertahan hidup. Dengan AQ seseorang diukur kemampuannyauntuk mengatasi setiap persoalan hidupnya. Menurut Stolz, kemampuan AQ dapat ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar